Layaknya seorang hamba...
pengabdian yang utama adalah ibadah.
makna ibadah sangat luas bukan hanya sekedar sholat atau mengaji.
***
Masa bekerja di dunia tak ada yang abadi
selain beribadah kepada sang Khaliq.
Pekerjaan di dunia semua ada masanya.
entah dengan perjanjian kontrak, perjanjian hingga pensiun, atau hal lainnya seperti kena PHK atau pemutihan.
Bahkan yang wirausaha atau pedagang pun dicoba dengan sepi pelanggan atau bangkrut.
***
Semua tak ada yang kekal.
Jadi jangan pernah menuhankan apapun, selain Allah SWT
Harta, tahta, dan jabatan bisa musnah
semua hanya titipan dari sang Khaliq,
***
Untuk itu kita dapat menjaganya dengan niatkan semua karena Allah.
Berusaha sepenuh hati bahwa apa yang dititipkan Allah dapat kita jaga... bisa kita bisa pertanggung jawabkan... aamiin
#self reminder
Queen Creation
Kreasi,Celotehan,Coret-Coret,Moment, :D
Sabtu, 25 Mei 2019
Selasa, 23 April 2019
doa seorang ibu
"Assalamualaikum,” sapa seorang tamu yang mendatangi kediaman Kiai Kholil
"Waalaikumsalam,” jawab Kiai Kholil.
“Begini Kiai Kholil, urusan saya datang dan sowan ke Kiai Kholil karena saya mau minta doa. Kebetulan belakangan ini saya lagi memulai sebuah usaha baru. Nah, saya ingin biar usaha ini diberi keberkahan dan rezeki yang banyak,” kata si tamu takzim.
“Oalah, memang mau usaha apa Mas kalau boleh tahu?” tanya Kiai Kholil.
“Saya sedang buka usaha penerbitan sekaligus percetakan, Pak Kiai,” kata si tamu.
“oia, mintanya ini mau berkah atau mau banyak ini rezekinya?” tanya Kiai Kholil.
Si tamu bingung.
“Maksud Kiai?”
“Ya mau banyak atau mau berkah? Soalnya beda itu,” kata Kiai Kholil.
“Lho memang bedanya apa, Pak Kiai?”
“Ya jauh bedanya, kalau banyak rezeki ya asal situ dapat banyak untung dapat rezeki situ kaya raya,” kata Kiai Kholil.
“Lha kalau berkah?” tanya si tamu.
“Sampeyan mungkin nggak dapat banyak, tapi cukup,” jawab Kiai Kholil
kiai bertanya kembali
Anu, saya cuma mau tanya ini… Ibu sampeyan sehat? Masih hidup?”
"hmm, sehat Kiai. Alhamdulillah masih sehat,” kata si tamu.
“Alhamdulillah,” kata Kiai Kholil.
Jadi bagaimana, Kiai Kholil? Apa ini artinya saya bisa didoain?”
Kiai Kholil malah tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya, “Justru itu, Mas.”
Si tamu bingung.
“Maaf, Mas. Kali ini saya nggak bakal mendoakan sampeyan,” kata Kiai Kholil
"Masya Allah, kenapa Pak Kiai?”
Kiai Kholil tersenyum mendengar kegelisahan tamunya.
“Sebab ada yang lebih didengar doanya oleh Allah ketimbang doa seorang kiai, ustaz, habaib, ulama, atau bahkan mungkin Menteri Agama…”
Si tamu terdiam sejenak lalu bertanya. “Doa siapa memang Pak Kiai?”
Kiai Kholil mendekat pelan agar tamunya bisa mendengar dengan sangat jelas dan intim. “Ibu sampeyan,” jawab Kiai Kholil singkat
"Waalaikumsalam,” jawab Kiai Kholil.
“Begini Kiai Kholil, urusan saya datang dan sowan ke Kiai Kholil karena saya mau minta doa. Kebetulan belakangan ini saya lagi memulai sebuah usaha baru. Nah, saya ingin biar usaha ini diberi keberkahan dan rezeki yang banyak,” kata si tamu takzim.
“Oalah, memang mau usaha apa Mas kalau boleh tahu?” tanya Kiai Kholil.
“Saya sedang buka usaha penerbitan sekaligus percetakan, Pak Kiai,” kata si tamu.
“oia, mintanya ini mau berkah atau mau banyak ini rezekinya?” tanya Kiai Kholil.
Si tamu bingung.
“Maksud Kiai?”
“Ya mau banyak atau mau berkah? Soalnya beda itu,” kata Kiai Kholil.
“Lho memang bedanya apa, Pak Kiai?”
“Ya jauh bedanya, kalau banyak rezeki ya asal situ dapat banyak untung dapat rezeki situ kaya raya,” kata Kiai Kholil.
“Lha kalau berkah?” tanya si tamu.
“Sampeyan mungkin nggak dapat banyak, tapi cukup,” jawab Kiai Kholil
kiai bertanya kembali
Anu, saya cuma mau tanya ini… Ibu sampeyan sehat? Masih hidup?”
"hmm, sehat Kiai. Alhamdulillah masih sehat,” kata si tamu.
“Alhamdulillah,” kata Kiai Kholil.
Jadi bagaimana, Kiai Kholil? Apa ini artinya saya bisa didoain?”
Kiai Kholil malah tersenyum lebar sambil menggelengkan kepalanya, “Justru itu, Mas.”
Si tamu bingung.
“Maaf, Mas. Kali ini saya nggak bakal mendoakan sampeyan,” kata Kiai Kholil
"Masya Allah, kenapa Pak Kiai?”
Kiai Kholil tersenyum mendengar kegelisahan tamunya.
“Sebab ada yang lebih didengar doanya oleh Allah ketimbang doa seorang kiai, ustaz, habaib, ulama, atau bahkan mungkin Menteri Agama…”
Si tamu terdiam sejenak lalu bertanya. “Doa siapa memang Pak Kiai?”
Kiai Kholil mendekat pelan agar tamunya bisa mendengar dengan sangat jelas dan intim. “Ibu sampeyan,” jawab Kiai Kholil singkat
Kamis, 05 Mei 2016
Pinangan Abu Thalhah
Mendengar keindahan akhlak Ummu Sulaim dan keberhasilannya mendidik
seorang putra, Abu Thalhah langsung jatuh hati. Ummu Sulaim ialah seorang
janda, suaminya meninggal karena terlibat perkelahian. Tanpa menunggu lama Abu Thalhah
mendatangi Ummu Sulaim untuk segera meminangnya, tak lupa berbagai barang mewah
dan perhiasan yang dibawa nya agar Ummu Sulaim langsung menerimanya.
Tapi tanpa diduga, Ummu Sulaim malah menolaknya. “Aku tidak
ingin menikah dengan seorang pria yang telah menyekutukan Tuhanku. Aku tak menginginkan
seorang pria yang menyembah patung, padahal nyatanya yang disembahnya tidak
mampu berbuat apa pun”
Mendengar jawaban Ummu Sulaim, Abu Thalhah pulang dengan
perasaan yang tak menentu. Baru kali itu ia bertemu dengan seorang wanita yang
tidak tergoda oleh berbagai macam barang mewah dan perhiasan. Tapi karena
keteguhan dan keyakinan yang dimiliki Ummu Sulaim, Abu Thalhah semakin jatuh
hati. Untuk kedua kalinya Abu Thalhah mendatangi Ummu Sulaim dengan mahar yang
lebih mahal dan setumpuk janji dengan sepenuh hatinya akan membahagiakan Ummu Sulaim di kehidupannya.
Namun Ummu Sulaim tetap teguh pada pendiriannya. Ia berkata “
Engkau adalah seorang pria yang pasti akan membuat semua jatuh hati karena
mahar yang kau bawa. Tapi aku adalah seorang mukmin yang tidak akan kugadaikan
keimananku ini dengan harta berlimpah yang kau bawa”
Mendengar perkataan Ummu Sulaim, Abu Thalhah menjawabnya “
jika masih kurang, akan ku bawakan lebih banyak lagi emas dan perak. Akan ku
bawakan yang kau inginkan”
Ummu Sulaim menggelengkan kepalanya. Namun melihat kegigihan
Abu Thalhah yang ingin meminangnya tiba – tiba saja muncul dipikirannya dan
spontan berkata “ Aku akan menerima pinanganmu dan jadikan Islammu sebagai
maharku”.
Kemudian Abu
Thalhah bertanya “siapa yang akan membimbingku masuk islam?”
“Rasulullah
SAW” jawab Ummu Sulaim
Abu thalhah
segera menemui Rasul dan menceritakan kejadian yang dialaminya. Tanpa ragu lagi
abu thalhah menyatakan dirinya untuk masuk Islam. Mendengar kabar tersebut Ummu
sulaim sangat gembira karena Allah telah menurunkan hidayah kepada Abu Thalhah.
Sebuah pernikahan yang sangat sederhana dan mahar yang
indah. Riwayat Anas r.a “Belum pernah aku meminta mahar seperti yang diminta
kan Ummu sulaim kepada calon suaminya. Sebab mahar yang ia minta adalah Islam”
Kisah abu thalhah memeluk agama islam karena ingin
menjadikannya mahar, menjadi kisah indah nan abadi bagi kaum muslim dan
muslimat.
Sebaik – baik seorang perempuan adalah yang paling murah
maharnya, dan sebaik – baiknya laki –laki adalah yang memberikan mahar
terbaiknya.
Bukan berarti mahar yang diminta Ummu sulaim yaitu murah dan
mudah. Jika dilihat latar belakang saat itu, tidak mudah bagi seseorang untuk
menyatakan dirinya untuk masuk islam. Banyak cobaan yang diterima ketika
seseorang masuk islam. Itulah yang membuat mahar Abu thalhah menjadi mahar yang
mahal dan special.
Masuk nya Abu thalhah kedalam agama islam pun bukan karena
iman nya rendah. Karena kesalehan dan keyakinan yang dimiliki abu thalhah
menjadikannya ia memeluk agama islam.
Kisah ini menjadi bagian contoh untuk kita sebagai umat islam agar
tetap menjaga keimanan kita di jalan yang benar dengan berpedoman pada Al –Quran
dan Hadist.
Recover penulisan by me *Novel, Muslimat tersenyumlah! : miftahuljannah
Selasa, 19 April 2016
about family
Siapakah orang yang pertama menolongmu saat kesulitan?
Siapakah orang yang diminta bantuan olehmu saat kesulitan?
Ya. Betul sekali
Orang terdekat kita
Orang yang tinggal bersama kita
Yaitu keluarga
Jangan lupa, ketika bahagiamu itu mungkin harapan bagi keluargamu
Terutama orang tuamu
Bahagiakanlah orang tua yang selalu menyayangimu, selagi masih ada. Walau mungkin jasanya tak terbalaskan dengan apa pun
Bahagiakanlah, minimal dengan tidak menyakiti prasaannya
Bersyukurlah jika kamu masih bisa selalu bersamanya
Tetaplah berdo'a untuk nya
Senin, 04 Januari 2016
Budayakan Bertanya! (Mau Bertanya Nggak Sesat di Jalan)
Di dalam kehidupan sehari – hari
kita perlu adanya komunikasi. Komunikasi tersebut bisa kita mulai salah satunya
dari sebuah pertanyaan. Nah.. tentunya lisan kita berperan dalam mengucapkan sesuatu
hal yang ingin ditanyakan. Entah bertanya soal pelajaran, pekerjaan, atau
masalah pribadi. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi pun tentunya
mencerminkan seseorang dengan sifat atau karakter yang dimiliki.
Budaya bertanya tentunya harus
dikembangkan sejak usia dini. Karena saya seorang pengajar di Sekolah Dasar, salah
satu contoh kecil untuk mengembangkan budaya bertanya yaitu ketika saya telah
selesai menjelaskan materi pembelajaran di Kelas, Saya memberi kesempatan
kepada anak – anak untuk bertanya tentang materi yang masih belum dipahami.
Disini terlihat berbagai macam karakter anak. Ada yang berani bertanya dan ada
sebagian yang masih malu – malu. Sempat saya memotivasi mereka untuk mau
bertanya yaitu dengan cara diberi hadiah. Jadi jika anak yang berani bertanya
akan diberi hadiah. Hadiah tersebut bisa berupa point, misalnya anak diberi
nilai tambahan atau bisa juga hadiah tersebut berupa barang seperti pensil atau
penghapus.
Mengapa saya mewajibkan anak
bertanya? karena pasti dalam sebuah materi pembelajaran yang dibahas tidak
semua anak paham. sehingga saya mewajibkan anak bertanya dan saya akan
mengulang kembali pembahasan materi sampai anak paham.
Nah, lantas apakah itu memaksakan
mereka agar mau bertanya?. Tentu saja tidak. Menurut saya dengan sebuah hadiah,
minimal memacu pribadi anak dengan adanya kemauan untuk bertanya. Jika sudah
ada kemauan maka akan timbul keberanian untuk bertanya. Sehingga anak yang
pemalu tidak malas lagi untuk bertanya.
Keuntungan anak dalam bertanya bagi
saya sebagai Guru Kelas (pengajar) tentunya dengan mudah dapat mengetahui
kesulitan anak dalam memahami materi. Itulah sebab saya selalu memberi
kesempatan anak untuk selalu bertanya. Dengan hal ini, budaya bertanya yang
baik akan berdampak baik pula dikemudian hari. Karena dengan bertanya kita akan
mampu mengetahui hal yang belum kita pahami.
Langganan:
Postingan (Atom)